Tingkah
laku individu merupakan perwujudan dari dorongan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan-kebutuhan ini merupakan inti kodrat manusia.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kegiatan sekolah pada prinsipnya juga merupakan
manifestasi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan individu tersebut. Oleh sebab itu,
seorang guru perlu mengenal dan memahami tingkat kebutuhan peserta didiknya,
sehingga dapat membantu dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka melalui
berbagai aktivitas kependidikan, termasuk aktivitas pembelajaran. Di samping
itu, dengan mengenal kebutuhan-kebutuhan peserta didik, guru dapat memberikan
pelajaran setepat mungkin, sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya.
Berikut
ini disebutkan beberapa kebutuhan peserta didik yang perlu mendapat perhatian
dari guru, di antaranya:
1. Kebutuhan jasmaniah
Sesuai
dengan teori kebutuhan menurut Maslow, kebutuhan jasmaniah merupakan kebutuhan
dasar setiap manusia yang bersifat instinktif dan tidak dipengaruhi oleh
lingkungan dan pendidikan. Kebutuhan-kebutuhan jasmaniah peserta didik yang
perlu mendapat perhatian dari guru di sekolah antara lain: makan, minum,
pakaian, oksigen, istirahat, kesehatan jasmani, gerak-gerak jasmani, serta
terhindar dari berbagai ancaman. Apabila kebutuhan jasmaniah ini tidak
terpenuhi, di samping mempengaruhi pembentukan pribadi dan perkembangn
psikososial peserta didik, juga akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar
mengajar di sekolah.
Untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaniah peserta didik ini, sekolah melakukan
upaya-upaya seperti :
- Memberikan pemahaman terhadap peserta didik tentang pentingnya pola hidup sehat dan teratur
- Menanamkan kesadaran kepada peserta didik untuk mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung gizi dan vitamin tinggi
- Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk beristirahat
- Memberikan pendidikan jasmani dan latihan-latihan fisik seperti olahraga.
- Menyediakan berbagai sarana di lingkungan sekolah yang memungkinkan peserta didik dapat bergerak bebas, bermain, berolahraga, dan sebagainya
- Merancang bangunan sekolha sedemikian rupa dengan memperhatikan pencahayaan, sirkulasi udara, suhu, dan dan sebagainya, yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan nyaman
- Mengatur tempat duduk peserta didik di dalam kelas sesuai dengan kondisi fisik mereka masing-masing.
2. Kebutuhan akan rasa aman
Rasa
aman merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan peserta
didik, terutama rasa aman di dalam kelas dan sekolah. Setiap siswa yang datang
ke sekolah sangat mendambakan suasana sekolah atau kelas yang aman, nyaman, dan
teratur, serta terhindar dari kebisingan dan berbagai situasi yang mengancam.
Hilangnya rasa aman di kalangan peserta didik juga dapat menyebabkan rusaknya
hubungan interpersonalnya dengan orang lain, membangkitkan rasa benci terhadap
orang-orang yang menjadi penyebab hilangnya rasa aman dalam dirinya. Lebih dari
itu, perasaan tidak aman juga akan mempengaruhi motivasi belajar siswa di
sekolah.
3. Kebutuhan akan kasih sayang
Semua
peserta didik sangat membutuhkan kasih sayang, baik dari orangtua, guru,
teman-teman sekolah, dan dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Peserta
didik yang mendapatkan kasih saying akan senang, betah, dan bahagia berada di
dalam kelas, serta memiliki motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
belajar mengajar. Sebaliknya, peserta didik yang merasa kurang mendapatkan
kasih sayang akan merasa terisolasi, rendah diri, merasa tidak nyaman, sedih,
gelisah, bahkan mungkin akan mengalami kesulitan belajar, serta memicu
munculnya tingkah laku maladaptif. Kondisi demikian pada gilirannya akan
melemahkan motivasi belajar mereka.
4. Kebutuhan akan penghargaan
Kebutuhan
akan penghargaan terlihat dari kecenderungan peserta didik untuk diakui dan
diperlakukan sebagai orang yang berharga diri. Mereka ingin memiliki sesuatu,
ingin dikenal dan ingin diakui keberadaaannya di tengah-tengah orang lain.
Mereka yang dihargai akan merasa bangga dengan dirinya dan gembira, pandangan
dan sikap mereka terhadap dirinya dan orang lain akanpositif. Sebaliknya,
apabila peserta didik merasa diremehkan, kurang diperhatikan, atau tidak kurang
mendapat tanggapan yang positif atas sesuatu yang dikerjakannya, maka sikapnya
terhadap dirinya dan lingkungannya menjadi negatif.
Oleh
sebab itu, untuk menumbuhkan rasa berharga di kalangan peserta didik, guru
dituntut untuk:
- Menghargai anak sebagai pribadi yang utuh
- Menghargai pendapat dan pilihan siswa
- Menerima kondisi siswa apa adanya serta menempatkan mereka dalam kelompok secara tepat berdasarkan pilihan masing-masing, tanpa adanya paksaan dari guru.
- Dalam proses pembelajaran, guru harus menunjukkan kemampuan secara maksimal dan penuh percaya diri di hadapan peserta didiknya
- Secara terus-menerus guru harus mengembangkan konsep diri siswa yang positif, menyadarkan siswa akan kelebihan dan kekurangan yang dimiliknya
- Memberikan penilaian terhadap siswa secara objektif berdasarkan pertimbangan kuantitatif dan kualitatif. Artinya, guru harus mampu menilai perkembangan diri peserta didik secara menyeluruh dan bersifat psikologis, tidak semata-mata bersifat matematis
6. Kebutuhan akan rasa sukses
Peserta
didik menginginkan agar setiap usaha yang dilakukannya di sekolah, terutama
dalam bidang akademis berhasil dengan baik. Peserta didik akan merasa senang
dan puas apabila pekerjaan yang dilakukannya berhasil, dan merasa kecewa
apabila tidak berhasil. Ini menunjukkan bahwa rasa sukses merupakan salah satu
kebutuhan pokok bagi peserta didik. Untuk itu, guru harus mendorong peserta
didiknya untuk mencapai keberhasilan dan prestasi yang tinggi, serta memberikan
penghargaan atas prestasi yang dicapai, betapapun kecilnya, baik berupa
ungkapan verbal maupun melalui ungkapan non-verbal.
Penghargaan
yang tulus dari seorang guru akan menumbuhkan perasaan sukses dalam diri siswa,
serta dapat mengembangkan sikap dan motivasi yang tinggi untuk terus berjuang
mencapai kesuksesan. Kalaupun terdapat peserta didik yang gagal tetap perlu
diberi penghargaan atas segala kemauan, semangat, dan keberaniannya dalam melakukan
suatu aktivitas. Guru harus menghindari komentar-komentar ynag bernada negative
atau menampakkan sikap tidak puas terhadap mereka yang gagal. Komentar-komentar
negatif atau sikap tidak puas guru akan membuat peserta didik kehilangan
kepercayaan diri, merasa tidak berharga dan putus asa.
7. Kebutuhan akan agama
Sejak
lahir, manusia telah membutuhkan agama. Ynag dimaksud agama dalam kehidupan
adalh iman yang diyakini oleh pikiran, diresapkan oleh perasaan dan
dilaksanakan dalam tindakan, perbuatan, perkataan dan sikap.
Kebutuhan
peserta didik khususnya yang beranjak remaja kadang-kadang tidak dapat
dipenuhii apabila telah berhadapan dengan agama, nilai-nilai sosial dan adat
kebiasaan, terutama apabila pertumbuhan sosialnya telah matang, yang seringkali
menguasai pikirannya. Pertentangan tersebut semakin mempertajam keadaan bila
reaja tersebut berhadapan dengan berbagi situai, misalnya film di televise
maupun di layar lebar yang menayangkan adegan-adegan tidak sopan, mode pakaian
yang seronok, buku-buku bacaan serta Koran yang sering menyajikan gambar yang
tidak mengindahkan kaidah-kaidah moral dan agama. Semuanya itu menyebabkan
kebingungan bagi remaja yang tidak mempunyai dasar keagamaan dan keimanan. Oleh
sebab itu, sangat penting dilaksanakan penanaman nilai-nilai moral dan agama
serta nilai-nilai social dan akhlak kepada manusia khususnya bagi remaja sejak
usia dini.
Remaja
dalam perkembangannya akan menemui banyak hal yang dilarang oleh ajaran agama
yang dianutnya. Hal ini akan menjadikan pertentangan antara pengetahuan dan
keyakinan yang diperoleh dengan praktek masyarakat di lingkungannya. Oleh sebab
itu pada situasi yang demikian ini peranan orangtua, guru maupun ulama sangat
diperlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar