Rabu, 28 Desember 2016

KOTA DAN MASYARAKAT INDUSTRI

KOTA DAN MASYARAKAT INDUSTRI
A.  PENGANTAR

“Industrialisasi adalah jalan keluar dari kemiskinan yang bersumber dari kebergantungan pada sector agraris” (Sumitro Djojohadikusumo).
Industrialisasi dianggap sebagai kunci kearah kemakmuran yang didambakan setiap bangsa. Salah satunya adalah untuk mengentaskan kemiskinan. Industri merupakan salah satu pembangunan yang mengarah pada proses perubahan perekonomian dari yang sebagian besar berupa pedesaan dan pertanian menjadi perkotaan, industry, dan jasa-jasa dalam kompetisinya. Sekalipun demikian, industry bukanlah tujuan akhir dari pembangunan ekonomi, melainkan hanya menjadi salah satu strategi dalam mendukung proses pembangunan ekonomi untuk mencapai tingkat pendapatan yang tinggi dan berkelanjutan. Menurut kuntowijoyo(1991:2) mengatakan bahwa industry merupakan salah satu variable pendorong perubahan sosial yang dominan dalam abad-abad terakhir sehingga kehadiran industry akan memunculkan masyarakat industry(kota) yang berbeda dengan masyarakat agraris(desa). Oleh karena itu, hal yang tidak dapat dihindari dari adanya industrialisasi adalah terjadinya urbanisasi.  
B.  INDUSTRIALISASI : PROSES MENJADI MASYARAKAT INDUSTRI

Proses industrialisasi yang sebagian besar berlangsung di perkotaan mengakibatkan kota kebanjiran imigran dari desa-desa dengan segala aspeknya. Dalam konteks industrialisasi, hubungan desa-kota bukan lagi hubungan administratif an sich, melainkan sebagai transformasi budaya dan sosial. Menurut Gulick (1969:150) terdapat pola budaya yang terkandung dalam hubungan transfirmasi yaitu :
1.      Secara teratur kembali ke desa asal untuk menikah, pemakaman dan upacara-upacara lainnya
2.      pertukaran pemberian secara teratur ( seperti produk desa) dan kunjungan
3.      Perubahan tempat tinggal secara musiman
4.      Pulang pergi ke tempat ringgal secara berkala
Pada umumnya, kota-kota di Negara berkembang cenderung didikotnomikan menjadi dua kawasan yang berbeda, yaitu :
1.      Kawasan tipe barat
2.      Kawasan tipe pribumi yang terdiri atas pengelompokkan desa-desa.
Kemudian ciri penduduk kota diidentikan dengan dikotomi “kota-desa” atau kategori “ komunitas-masyarakat”

C.  PENGERTIAN INDUSTRI DAN INDUSTRIALISASI

Dumairy (1996:207) menjelaskan bahwa industry mempunyai dua pegertian, yaitu :
1.    Himpunan perusahaan sejenis, contoh industry kertas berarti himpunan perusahaan penghasil kertas
2.    Sektor ekonomi yang didalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi
Ada dua pertimbangan penting yang melandasi indonesia menggunakan strategi industrialisasi, yaitu :
1.      Pada saat itu, Negara-negara di seluruh dunia juga mengerjakan proyek industrialisasi dengan dukungan teori pembangunan ekonomi yang memadai.
2.      Sejarah Negara yang telah berhasil memajukan ekonominya selalu melewati tahapan industrialisasi pada proses pembangunannya.
Industrialisasi yang dilaksanakan di indonesia harus melibatkan sector pertanian dalam prosesnya.

D.  KONSEP INDUSTRIALISASI

Terdapat beberapa pendapat mengenai konsep industrialisasi seperti Pertama, transformasi structural diharuskan karena sector primer dipandang tidak memiliki nilai tambah (value added) yang tinggi serta nilai tukar ( term of trade) yang rendah. Kedua, model neoklasik (W. Arthur lewis dan Hollis chenery ) lebih menekankan perhatian pada mekanisme yang memungkinkan perekonomian Negara terbelakang mentransformasikan struktur perekonomian dalam negeri mereka dari sesuatu yang berat ke pertanian tradisional untuk mencukupi kebutuhan sendiri, pada sesuatu perekonomian yang lebih modern. Ketiga, transformasi ekonomi hendaknya dipahami dan diinterpretasikan bukan hanya dalam konteks pergeseran structural dari sector pertanian pada sector manufaktur kemudian sector jasa. Tahap-tahap transformasi hendak lah dipahami dalam pergeseran proses dinamika yang terjadi dalam sector pertanian dan sector-sektor pendukungnya. Berdasarkan pandangan tersebut apabila melihat kasus di indonesia lebih cocok dan memadai pada pandangan terakhir mengingat karakteristik potensi sector basis yang  dimiliki yaitu, sektor pertanian. Jika model industrialisasi ini yang di tempuh , dua hal penting segera akan dicapai; pada satu sisi akan diperleh tingkat pertumbuhan ekonomi yang memadai dan pada sisi lainnya jumlah tenaga kerja yang dapat terlibat dalam proses industrialisasi sangat banyak.

E.   INDUSTRIALISASI DI INDONESIA

Menurut department perindustrian, industry nasional indonesia dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar berikut :
1.      Industri dasar yang mliputi kelompok industri mesin dan logam dasar (IMLD) dan kelompok kimia dasar (IKD)
2.      Industri kecil yang meliputi industri pangan, industry sandang dan kulit, industri kimia dan bahan bangunan, industri galian bukan logam dan industri logam.
3.      Industri hilir, yaitu kelompok aneka industri (AI) meliputi industry yang mengolah sumber daya hutan, industry yang mengolah hasil pertambangan, industry yang mengolah sumber daya pertanian secara luas, dan lain-lain.
Adapun Biro Pusat Statistik (BPS), berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan, industri dibedakan menjadi empat, yaitu :
a.       Perusahaan/ industry besar jika mempekerjakan 100 orang atau lebih 
b.      Perusahaan/ industri sedang jika mempekerjakan 20-99 orang
c.       Perusahaan/ industry keci jika mempekerjakan 5-19 orang
d.      Industry kerajinan rumah angga jika mempekerjakan kurang dari 3orang (termasuk tenaga kerja yang tidak dibayar)
F.   STRUKTUR EKONOMI DI INDONESIA

Istilah struktur digunakan untuk menunjukkan susunan atau komposisi dari sesuatu. Sektor ekonomi yang dominan atau yang diandalkan adalah sektor ekonomi yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar penduduk serta menjadi penyerap tenaga kerja yang terbesar. Ada dua macam struktur ekonomi, yaitu :
1.      Struktur agraris, yaitu struktur ekonomi didominasi oleh sektor pertanian
2.      Industri, yaitu struktur ekonomi didominasi oleh sektor industry
G.  PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT AGRARIS (DESA) KE INDUSTRI (KOTA)

Perubahan masyarakat tradisional (agraris) ke masyarakat industri (modern) akibat derasnya proses modernisasi dengan berbagai nilai dan teknologi yang ditawarkan. Bahkan modernisasi dianggap sebagai proses transformasi nilai.
Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat pasca-industrialisasi yang  berdampak positif seperti perkembangan tingkat pertumbuhan pendapatan masyarakat pedesaan yang terkait dengan perubahan pola mata pencaharian (kesempatan kerja dan kesempatan berusaha). Adapun yang berdampak negative seperti adanya pencemaran lingkungan (terutama air limbah yang mengaliri lahan pertanian sehingga hasil pertanian menjadi kurang baik), meningkatknya kecemburuan sosial (masyarakat desa yang semula hidup apa adanya, kemudian berbuah memiliki penghasilan yang akhirnya menimbulkan persaingan), munculnya kesenjangan masyarakat desa-kota (khususnya persaingan meraih kesempatan kerja dan pendapatan karena perbedaan produktivitas pertanian dan nonpertanian akibat terbatasnya lahan usaha tani, tingkat pendidikan dan keterampilan).

       Pengaruh masuknya industri ke kawasan agraris (desa) telah menjadikan masyrakat tradisional, desa, dan agraris secara alami berubah menjadi masyarakat modern, kota, kelurahan, dan industri. Disamping perubahan seperti halnya diatas, perubahan juga terjadi pada pola perilaku ekonomi, pola pikir serta gaya hidup masyarakat. kemudian pola pikir masyarakat lebih maju bahwa memasuki dunia pekerjaan diperhitngkan status pendidikan. Dan yang terakhir perubahan dalam pergaulan serta komunikasi yang sudah banyak berubah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar