Banten merupakan salah satu provinsi termuda di Indonesia.
Sebagai provinsi yag masih muda, tentu akan dihadapkan pada masalah-masalah
mendasar, mualai bagaimana menata organisasi pemerintahan daerah yang efisien
dan efektif, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, sampai kepada bagaimana
mengenali dan mengali potensi yang masih tersimpan di Banten.
Potensi seni budaya Banten sangat kaya dan memiliki
keunikan-keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh masyarakat lainnya. Namun
semua potensi budaya Banten itu belum tentu dapat menari masyarakat luar dan
memberikan nilai tambah bagi peningkatan kesejahteraan dan nilai diri
masyarakat Banten secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan salah satu
penyebabnya ialah belum maksimalnya penggalian dan promosi seni budaya Banten
dalam pembangunan kepariwisataan baik nasional maupun internasional.
Berikut
adalah kesenian tradisional Banten:
1. DEBUS
Debus merupakan pencak silat yang berhubungan dengan ilmu
kekebalan sebagai refleksi sikap masyarakat Banten untuk mempertahankan diri.
Debus sejenis kekebalan yang dimiliki oleh seseorang terhadap benda tajam.
Debus merupakan kekuatan gaib atau ajaib yang tahan terhadap benda tajam,
tusukan, pukulan, dan dibakar oleh api.
Kesenian debus merupakan kesenian yang bersifat religious.
Hal ini ditandai dengan adanya doa-doa yang diambil dari ayat-ayat Al-Qur’an.
Kesenian debus ini berkembang di Kabupaten Lebak, Pandeglang dan Serang
terutama di Kecamatan Walantaka dengan tokohnya M. Idris, Kecamatan Curug
dengan tokohnya Umor, di Kecamatan Cikande dengan tokohnya H. Renam dan di
Kecamatan Ciruas dengan tokohnya H. Ahmad.
2. ANGKLUNG
BUHUN
Angklung Buhun berarti angklung tua,
kuno atau baheula yang dalam arti sebenarnya ialah kesenian pusaka. Dinamakan
buhun, karena kesenian ini sudah lama sekali sekitar 18 abad yang lalu.
Angklung Buhun merupakan kesenian masyarakat Baduy dan mempunyai arti penting
bagi penyambung amanat untuk mempertahankan generasi orang Baduy.
3. DOGDOG LOJOR
Dogdog lojor diambil dari dua kata,
dogdog berarti bedug atau alat musik yang terbuat dari batang kayu bulat, yang
ditengahnya dibuat rongga, kedua ujung ruas itu tidak sama, alat ini memiliki
panjang sekitar 90 cm. bila alat musik itu dipul=kul maka akan terdengar bunyi
dogdog dalam telinga orang Sunda. Oleh karena itu alat ini disebut dogdog. Kata
lojor mirip dengan lonjong atau lodor yang artinya panjang. Jadi dogdog lojor
artinya dogdog panjang.
4. BELUK
Beluk berasal dari kata ba dan aluk.
Ba artinya besar dan aluk artinya gorowok, atau dengan kata lain aluk itu
merupakan pemberitahuan kepada tetangga sekampung. Dalam kenyataannya Beluk
merupakan sajian sekar berirama bebas atau sekar irama merdeka yang menggunakan
dinakmika dengan ornamen-ornamen dalam surupan tinggi, sehingga berliku-liku
atau meluk
5. PATINGTUNG
Kata Patingtung dapat diuraikan
menjadi tiga buah suku kata, yaitu: pa ting tung yang berasal dari Pak suara
gendang kulanter atau Talipak (kendang kecil yang diberdirikan), Ting
suara gendang Talipung (kendang kecil yang dibaringkan) dan Tung
adalah suara kendang atau bedug yang besar (Nenok, 2000:15).
Seni Patingtung gerak dasarnya
didominasi oleh gerakan pencak silat, mulai dari gerakan pembukaan sampai
penutupan. Oleh karena itu Seni Patingtung identik dengan pencak silat. Seni
Patingtung biasanya disajikan baik secara tunggal, durt, maupun kelompok yang
kadang-kadang diselingi seni tari yang atraktif seperti tari piring atau debus.
6.
RUDAT
Secara
etimologis rincian istilah rudat belum ditemuka secara jelas, namun menurut
Iyus Rusyana istilah ini bisa dicari dari bahasa Arab Rudatun yang
artinya taman bunga, dalam hal ini berarti bunganya pencak. Seni rudat
merupakan paduan seni gerak dan vokal diiringi tabuhan ritmis dari waditra
sejenis terbang. Syair-syair yang terkandung dalam nayanyiannya bernafaskan
keagamaan yaitu puji-puji yang mengagungkan Allah.
7. SENI DZIKIR SAMAN
Seni saman
adalah sejenis kesenian tradisional rakyat Banten yang menggunakan media gerak
tari dan lagu (vokal) dan dalam pengungkapannya mengandung unsur kegembiraan
dan bernafaskan keagamaan. Seni saman disebut juga dzikir maulud karena
syair-syair yang dilantunkan mengandung unsure-unsur mengagungkan Allah dan
pujian kepada nabi Muhammad SAW yang terkumpul dalam sebuah kitab “Berjanji”
atau sejarah lahir Nabi Muhammad SAW. Sedangkan sebutan dzikir saman karena
dzikir tersebut dicetuskan oleh seseorang bernama Syekh Saman dari Aceh, bahkan
dalam beberapa literature disebutkan mengapa disebut dzikir saman, karena
sesuai dengan artinya saman adalah delapan dengandemikian merupakan tarian yang
awalnya ditarikan delapan orang.
8.
SENI TERBANG GEDE
Ada
beberapa versi yang menjelaskan pengertian kesenian terebang, namun dari tiap
versi memiliki maksud yang sama. Versi itu diantaranya menyatakan “Terbang merupakan
waditra dengan media kulit dan kayu yang berbentuk silinder berdiameter antara
10-15 cm, sejenis rebana” (Atik Sopanti, 1985-1999).
Menurut
Departemen Pendidikan Nasional (1977, h. 160) Terbang Gede merupakan suatu
kesenian tradisional di daerah Banten dan merupakan kesenian yang tumbuh dan
berkembang pada waktu penyebar agama Islam menyebarkan agama baru di kalangan
masyarakat.
9.
NGABEDUG
Istilah
Ngabedug berasal dari kata “bedug”, yaitu sebuah alat yang digunakan terutama
untuk menunjukkan awal waktu shalat lima waktu. Bedug di daerah Banten, berbeda
dengan bedug di daerah lainnya. Perbedaan waditra bedug di Banten menimbulkan
juga perbedaan antara “ngabedug” di Banten dengan misalnya – “ngadulag” di
Priangan. Ngabedug di Banten menggunakan tiga waditra (bedug kecil, bedug
besar, dan tong trong), sementara Priangan hanya dua, yakni bedug dan kohkol.
Kalaupun tiga, biasanya ditambahkan memukul kaleng atau yang sejenisnya.
10.
TEATER UBRUG
Istilah
Ubrug dalam Kamus Basa Sunda mengandung arti sebagai bangunan darurat tempat
bekerja sementara untuk beberapa hari saja, misalnya untuk kepentingan hajatan
atau pesta. Mungkin saja di masa lalu pemain ubrug suka berpindah-pindah tempat
dan membuat bangunan sementara ketika mereka mengadakan suatu pertunjukan.
Orang kemudian menyebutnya sebagai pemain ubrug, yakni pemain yang tinggal di
tempat darurat. Ubrug merupakan terater rakyat khas daerah Banten yang
mengandung unsur lakon atau cerita yang didukung oleh unsur-unsur karawitan, ,
banyolan, tari dan jajawaraan.
11.
QASIDAH
Dalam
bahasa Arab, qasidah berarti “lagu”. Tetapi secara istilahi, qasidah adlah
sejenis lagu dan musik islami, bahkan merujuk pada sebuah grup kesenian dengan
beberapa buah rebana dan sebuah kercrek sebagai waditranya. Lagu-lagu dalam
qasidahan bukanlah sebuah seni belaka yang hanya patut diperdengarkan, meainkan
juga megandung unsur da’wah Islam.
12.
MARHABA RAKBI
Istilah “Marhaba” merupakan Bahasa
Arab, yang berarti “Selamat Datang”, tapi mengandung makna yang lebih mendalam.
Dalam kata “Marhaba” terkandung ungkapan
rasa gembira atas kedatangan seseorang.
Upacara Marhabaan menyebar luas di
hamper seluruh Indonesia. Tapi upacara Marhabaan di daerah Banten memilki corak
lagu yang khas, dan yang paling popular adalah Marhaba Rakbi.
13.
SENI GAMBANG KROMONG
Seni
Gambang Kromong adalah seni tradisional yang berakar dari seni tradisional Cina
dengan menggunakan instrumen berbentuk gambang yang terbuat dari
belahan-belahan kayu yang jumlahnya 18 buah, dan Kromong merupakan instrumen
pukul yang berbentukmirip boning Jawa.
14.
TARI COKEK
Menurut
Ensiklopedi Musik Indonesia (1979/1980:96) Cokek adalah suatu bentuk pernyataan
musik khas Betawi (Jakarta), berupa kesenian nyanyi dan tari dilakukan oleh
pemain-pemain wanita. Padda zaman dulu, yang menari adalah perempuan-perempuan
yang menjadi budak belia. Mereka rambutnya berkepang dan mengenakan baju
kurung.
15.
TAYUBAN
Ronggeng
Tayuban adalah kesenian yang menggunakan ronggeng sebagai pengibing dan bisa
ngibing bersama dengan penonton yang diiringi tabuhan gamelan, yang dalam
proses pementasannya ada yang disebut kawitan, baksa dan soderan.
16.
SENI YALAIL
Yalail
atau buka pintu merupakan seni suara atau lagu yang dikumandangkan oleh
sekelompok orang dalam upacara pernikahan. Yalail merupakan salah satu
rangkaian upacara adat dalam resepsi pernikahan yang sangat dipengaruhi oleh
Islam. Lagu yang dinyanyikan berbahasa Arab yang diawali dengan kata ya lail.
Oleh karena itu upacara ini dinamakan dengan yalail yang artinya ya… malam.
17.
TOPENG BANJET
Mengenai kata “Banjet” iu sendiri,
menurut sepengetahuan tokoh-tokoh kesenian Topeng Banjet, pada mulanya muncul
di daerah Cilamaya, Pamanukan dan di daerah pesisir timur lainnya. Kesenian
Topeng Banjet di Banten sama dengan Topeng Banjet yang di Karawang, karena
memang Karawang adalah tempat asal Topeng Banjet.
Kesenian
Topeng Banjet merupakan bentuk kesenian tradisional dengan jenisnya termasuk
seni pertunjukkan rakyat atau dapat dimasukkan juga kedalam benuk teater
tradisional. Lebih khusus lagi kesenian Topeng Banjet dapat didefinisikan
sebagai seni pertunjukan rakyat yang diawali lawakan atau pelawak dengan Topeng
Banjet diteruskan dengan pertunjukkan seni drama tradisional.
18.
KUDA LUMPING
Kuda
Lumping merupakan sebuah pertunjukan kesenian tradisional yang menggunakan
kekuatan magis dengan waditra utamanya berupa kuda-kudaan yang terbuat dari
kulit kerbau atau kulit sapi yang telah dikeringkan atau terbuat dari anyaman
bambu yang diberi motif atau hiasan dan direka seperti kuda.
Puncak
kesenian kuda lumping adalah ketika pada penari itu mabuk, mau makan apa saja
termasuk yang berbahaya dan tidak bisa dimakan manusia (misalnya beling, kaca
dan rumput) dan berperilaku seperti binatang (misalnya ular dan monyet).
19. SENI BENDRONG LESUNG
Bendrong
Lesung adalah seni musik yang menggunakan lesung dan alu. Lesung dan alu adalah
peralatan yang digunakan masyarakat sebelum ada mesin penggiling padi untuk
menumbuk padi menjadi beras atau menumbuk beras menjadi tepung.
Pertunjukan
Seni Bandrong Lesung dapat dikatakan seni rakyat yang sangat sederhana apabila
dilihat dari alat music yang digunakannya, yaitu hanya menggunakan lesung dan
alu. Penumbukan padi ini dilakukan oleh ibu-ibu secara beramai-ramai antara 6
orang sampai 10 orang dan setiap orang masing-masing memegang alu.
20. RAMPAK
BEDUG
Rampak Bedug dapat dikatakan sebagai
pengembangan dari seni bedug ngabedug atau ngadulag. Bila ngabedug dapat
dimainkan oleh siapa saja, maka rampak bedug hanya bisa dimainkan oleh para
pemain professional. Rampak bedug bukan hanya dimainkan di bulan Ramadhan, tapi
dimainkan juga secara professional pada acara-acara hajatan (khitanan dan
pernikahan)dan di hari-hari peringatan kedaerahan bahkan nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar