A. PENDIDIKAN
Pendidikan adalah segala usaha orang
dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani
dan rohani kearah kedewasaan.
Secara garis besar pengertian pendidikan dapat dibagi
menjadi tiga yaitu: a). pendidikan, b). teori umum pendidikan, dan c). ilmu
pendidikan.
Pengertian pertama, pendidikan pada
umumnya yaitu mendidik yang dilakukan oleh masyarkat umum.
Pendidikan seperti ini sudah ada semenjak manusia ada di muka bumi ini. Pada
zaman purba, kebanyakan manusia memerlukan anak-anaknya secara insting atau
naluri, suatu sifat pembawaan, demi kelangsungan hidup keturunanya. Yang
termasuk insting manusia antara lain sikaf melindungi anak, rasa cinta terhadap
anak, bayi menangis, kempuan menyusu air susu ibu dan merasakan kehangatan
dekapan ibu.
Pekerjaan mendidik mencakup banyak hal
yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan manusia. Mulai dari
perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan,
sosial, sampai kepada perkembangan iman. Mendidik bermaksud membuat manusia
menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan hidupnya dari kehidupan
alamiah menjadi berbudaya. Mendidik adalah membudayakan manusia.
Kedua, pendidikan dalam teori umum, menurut John Dewey
pendidikan itu adalah The general theory of education dan Philoshophy is the
general theory of education, dan dia tidak membedakan filsafat pendidikan
dengan teori pendidikan, atau filsafat pendidikan sama dengan teri pendidikan.
Sebab itu ia mengatakan pendidikan adalah teori umum pendidikan.
Konsep di atas bersumber dari filsafat
pragmatis atau filsafat pendidikan progresif, inti filsafat pragmatis yang mana
berguna bagi manusia itulah yang benar, sedangkan inti filsafat pendidikan
progresif mencari terus-menerus sesuatu yang paling berguna hidup dan kehidupan
manusia.
Ketiga, ilmu pendidikan dibentuk oleh
sejumlah cabang ilmu yang terkait satu dengan yang lain membentuk suatu
kesatuan. Masing-masing cabang ilmu pendidikan dibentuk oleh sejumlah teori.
B. FILSAFAT
Filsafat adalah hasil pemikiran dan perenungan secara
mendalam tentang sesuatu sampai keakar-akarnya. Sesuatu disini dapat berarti
terbatas dan dapat pula berarti tidak terbatas. Bila berarti terbatas, filsafat
membatasi diri akan hal tertentu saja. Bila berarti tidak terbatas, filsafat
membahas segala sesuatu yang ada dialam ini yang sering dikatakan filsafat
umum. Sementara itu filsafat yang terbatas adalah filsafat ilmu, filsafat
pendidikan, filsafat seni dan lain-lainnya.
Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang
mendalam, maka dikatakan kebenaran filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang
sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena
kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia saja,
sesungguhnya isi alam yang dapat dinikmati hanya sebagian kecil saja. Misalnya
mengamati gunung es, hanya mampu melihat yang di atas permukaan di laut saja.
Sementara itu filsafat mencoba menyelami sampai kedasar gunung es itu untuk
meraba sesuatu yang ada dipikiran dan renungan yang kritis.
Dalam garis
besarnya ada empat cabang filsafat yaitu: metafisiska, epistemologi, logika,
dan etika, dengan kandungan materi masing-masing sebagai berikut :
1). Metafisika adalah filsafat yang meninjau tentang
hakekat segala sesuatu yang terdapat dialam ini. Dalam kaitannya dengan
manusia, ada dua pandangan menurut Callahan (1983) yaitu :
a. Manusia pada hakekatnya adalah spritual. Yang ada
adalah jiwa tau roh, yang lain adalah semu. Pendidikan berkewajiban membebaskan
jwa dari ikatan semu. Pendidikan adalah untuk mengaktualisasikan diri,
pandangan ini dianut oleh kaum Idealis, Scholastik, dan beberapa Realis.
b. Manusia adalah organisme materi.Pandangan ini dianut
kaum Naturalis, Materialis, Eksprementalis, Pragmatis, dan beberapa Realis.
Pendidikan adalah untuk hidup. Pendidikan berkewajiban membuat kehidupan
menusia menjadi menyenangkan.
2). Epistemologi adalah filfat yang membahas tentang
pergaulan dan kebenaran, dengan rincian masing-masing sebagai beikut :
a.
ada lima
sumber pengetahuan yaitu:
(1). Otoritas, yang terdapat dalam ensiklopedia, buku
teks yang baik, rums dan tabel.
(2). Comman sense yang ada pada adat dan tradisi
(3). Intuisi yang berkaitan dengan perasaan
(4). Pikiran untuk menyimpulkan hasil pengelaman
(5).Pengalaman yang terkontrol untuk mendapatkan
pengetahuan secara ilmiah.
b. ada empat teori
kebenaran yaitu:
(1). Koheren, sesuatu akan benar bila ia konsesten dengan
kebenaan umum.
(2). Koresponden, sesuatu akan benar bila ia dengan tepat
dengan fakta yang jelas.
(3). Pragmatisme, sesuatu dipandang benar bila
konsekuensinya memberi manfaat bagi kehidupan.
(4). Skeptivisme, kebenaran dicari secara ilmiah dan
tidak ada kebenaran yang lengkap.
3). Logika adalah filsafat yang membahas tentang cara
manusia berpikir dengan benar. Dengan memahami filsafat logika diharapkan
manusia bisa berpikir dan mengemukakan penadapatnya secara tepat.
4). Etika adalah filsafat yang menguaraikan tentang
perilaku manusia, Nilai dan norma masyarakat serta ajaran agama menjadi pokok
pemikiran dalam filsafat ini. Filsafat etika sangat besar mempengaruhi
pendidikan sebab tujuan pendidikan untuk mengembangan perilaku manusia, anatara
lain afeksi peserta didik.
Junjun (1981) membagi proses perkembangan ilmu menjadi
dua bagian yang seling berkaitan satu dengan yang lain. Tingkat proses
perkembangan yang dimaksud adalah:
1). Tingkat empiris adalah ilmu yang baru
ditemukan di lapangan. Ilmu yang masih berdiri sendiri, baru sedikit bertautan
dengan penemuan yang lain sejenis. Pada tingkat ini wujud ilmu belum utuh,
masing-masing sesuai dengan misi penemuannya karena belum lengkap.
2). Tingkat penjelasan atau teoretis, adalah ilmu
yang sudah mengembangkan suatu struktur teoretis. Dengan struktur ini ilmu-ilmu
emperis yang masih terpisah-pisah itu dicari kaitannya satu dengan yang lain
dan dijelaskan sifat kaitan itu. Dengan cara ini struktur berusaha
mengintergrasikan ilmu-ilmu empiris itu menjadi suatu pola yang berarti.
Dari uraian di atas kita sudah berkenalan dengan ilmu
empiris berupa simpulan-simpulan penelitian dan konsep-konsep serta ilmu
teoretis dalam bentuk teori-teori atau grand theory-grand theory.
Pendidikan adalah merupakan salah satu bidang ilmu. Sama
halnya dengan ilmu-ilmu yang lain, pendidikan lahir dari induknya filsafat.
Sejalandengan proses perkembangan ilmu ilmu pendidikan juga lepas secara
perlahan-lahan dari induknya. Pada awalnya pendidikan bersama dengan filsafat
sebab filsafat tidak pernah bisa membebaskan diri dengan pembentukan manusia.
Filsafat diciptakan oleh manusia untuk kepentingan memahami kedudukan manusia,
pengembangan manusia, dan peningkatan hidup manusia.
C. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DAN PENDIDIKAN
Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan
persoalan logika, yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsif koherensi,
dan logika dialektis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan
kontradiksi. Hubungan interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung
dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan
filsafat pendidikan.
D. FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan
secara mendalam sampai keakar-akarnya mengenai pendidikan. Ada sejumlah
filsafat pendidikan yang dianut oleh bangsa-bangsa di dunia, namun demikian
semua filsafat itu akan menjawab tiga pertanyaan pokok sebagai berikut:
1). Apakah
pendidikan itu?
2). Apa yang
hendak dicapai?
3). Bagaimana
cara terbaik merealisasikan tujuan itu?
Masing-masing
pertanyaan ini dapat dirinci lebih lanjut. Berbagai pertanyaan yang bertalian
dengan apakah pendidikan itu, antara lain :
1)
Bagaimana
sifat pendidikan itu?
2)
Apakah
pendidikan itu merupakan sosialisasi?
3)
Apakah
pendidikan itu sebagai pengembangan individu?
4)
Bagaimana
mendefinisikan pendidikan itu ?
5)
Apakah
pendidikan itu berperan penting dalam membina perkembangan atau mengarahkan
perkembangan siswa?
6)
Apakah perlu
membedakan pendidikan teori dengan pendidikan praktek?
7)
Pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan apa yang hendak dicapai oleh pendidikan, antara
lain :
8)
Beberapa
proporsi pendidikan yang bersifat umum?
9)
Beberapa
proporsi pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
individu?
10) Apakah peserta didik diperbolehkan
berkembang bebas?
11) Apakah perkembangan peserta didik
diarahkan ke nilai tertentu?
12) Bagaimana sifat manusia?
13) Dapatkah manusia diperbaiki?
14) Apakah manusia itu sama atau unik?
15) Apakah ilmu dan teknologi satu-satunya
kebenaran utama dalam era globalisasi?
16) Apakah tidak ada kebenaran lain yang dapat
dianut pada perkembangan manusia?
Pertanyaan-pertanyaan
yang bertalian dengan cara terbaik merealiasi tujuan pendidikan, anatara lain ?
1)
Apakah pendidikan
harus berpusat pada mata pelajaran atau peserta didik?
2)
Apakah
kurikulum ditentukan lebih dahulu atau berupa pilihan bebas?
3)
Ataukah
peserta didik menentukan kurikulumnya sendiri?
4)
Apakah
lembaga pendidikan permanen atau bersifat tentatif?
5)
Apakah proses
pendidikan berbaur pada masyarakat yang sedang berubah cepat?
6)
Apakah
diperlukan kondisi-kondisi tertentu dalam membina perkembangan anak?
7)
Siapa saja
yang perlu dilibatkan dalam mendidik anak-anak?
8)
Perkembangan
apa saja yang diperlukan dalam proses pendidikan?
9)
Apakah
dperlukan nilai-nilai penuntun dalam proses pendidikan?
10) Bagaimana sebaiknya proses pendidikan itu,
otoriter, primitif, atau demokratis?
11) Belajar menekan prestasi atau terpusat
pada pengembangan cara belajar dan kepuasan akan hasil belajar?
Menurut Zanti Arbi (1988) Filsafat Pendidikan adalah
sebagai berikut.
1)
Menginspirasikan
2)
Menganalisis
3)
Mempreskriptifkan
4)
Menginvestigasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar